Preman Oh Preman
>> 15 November 2008
Akhir-akhir ini popularitas preman kian meningkat. Preman banyak diberitakan dan banyak dibicarakan. Bahkan mereka menjadi "the most important projet"-nya kepolisian.Ini semua merupakan action dari Kapolri Indonesia yang baru dalam awal kiprahnya.
Bukan Kapolri baru yang akan dibahas dalam artikel ini. Premanlah yang akan menjadi topik utama artikel kali ini. Sekarang kata "preman" memiliki konotasi yang buruk dalam masyarakat. Dalam kamus Ega Pratama yang tidak pernah ada, preman berasal dari kata "freeman" (dibaca: frimen) yang artinya laki-laki yang bebas. Bebas disini bisa kita kaitkan dengan bebas dari pekerjaan alias pengangguran, bebas dari ikatan pernikahan alias bujang alias duda, dan bebas dari pengawasan orangtua alias dewasa. Namun karena lidah orang Indonesia belum fasih betul berbahasa inggris, maka kata "freeman" yang harusnya dibaca: "frimen" malah dibaca: "preman". Jadilah kata preman yang dipakai sampai saat ini. Kata preman dalam masyarakat berarti orang atau sekelompok orang yang memanfaatkan "kesangarannya" untuk menindas orang lain.
Kasihan para preman. Mereka hanya dipandang oleh orang banyak dari tingkah negatifnya saja, tanpa ada beberapa orang pun yang memandang dari latar belakang mereka bertingkah seperti itu. Apa yang sebenarnya dikejar oleh seorang preman? Jawabannya akan banyak dan beragam namun semua jawaban itu akan bermuara pada satu arah saja yakni "uang". Kalau punya uang yang cukup preman-preman itu tidak akan jadi preman. Mereka tidak akan capek-capek malak orang di tempat-tempat umum. Tetapi karena tidak punya uang dan tidak mampu mencari uang yang baik maka terpaksalah mereka menjadi seperti sekarang ini. Ketidak mampuan mereka itu disebabkan oleh pendidikan yang kurang mumpuni serta keahlian kerja yang minim. Kondisi itu diperparah dengan tampang mereka yang seram-seram sehingga memberikan kesempatan kepada mereka untuk memalak mamanfaatkan tampang seram yang mereka miliki.
Para preman tidak perlu diberantas, cukup didaur ulang saja. Didaur ulang menjadi manusia yang lebih berguna dan produktif untuk masyarakat. Langkah awalnya dimulai dari pembentukan sebuah wadah bagi preman untuk berkarya, bisa diberi nama "Organisasi Preman Cinta Damai dan Berguna Bagi Bangsa" atau OPCDBBB. Kerenkan? Para petinggi preman kita bawa lalu beri pengarahan mengenai pengelolaan sebuah organisasi secara profesional. Selain itu pembekalan secara mental juga patut diberikan. Barulah apabila dirasa memiliki bekal yang cukup kita lepas ke lingkungan masyarakat agar menjadi roda penggerak OPCDBBB ini. Dalam OPCDBBB minat dan bakat yang dimiliki preman (selain bakat memalak tentunya) kita data kita asah lagi supaya memiliki nilai jual. Siapa tahu dari sekian banyak preman di OPCDBBB ada diantaranya preman yang bersuara merdu, bisa bermain bola, selalu menang dalam adu panco, dan banyak lagi. Semua itu bisa kita manfaatkan menjadi sesuatu yang memiliki nilai jual. Pada akhirnya kriminalitas yang disebabkan preman sedikit demi sedikit bisa terkikis dan akhirnya hilang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan kesadaran kepada para preman di Indonesia.
1 komentar:
pramen.. oh.. pramen..
Posting Komentar