Setelah Minyak, Gas, Apa Lagi Ya?

>> 17 Desember 2008

"Hari ini harga premium resmi saya turunkan", kata seorang presiden dari negeri entah berantah.



Rakyat bersorak gembira. Mereka pikir, dengan turunnya harga premium beban mereka pun akan turun sedikit. Sepeda motor yang biasa diisi satu liter sekarang akan mereka isi satu setengah liter. Uang yang mereka anggarkan untuk premium akan bisa sedikit dialihkan untuk hal lain. Ini semua karena keputusan sang presiden yang menurunkan harga premium.



Mereka (rakyat) berlari dengan penuh semangat untuk membeli premium yang telah turun itu. Perasaan mereka bahagia dan senang bukan main. Langkah mereka terhenti, semangat mereka terhenti, perasaan bahagia mereka terhenti, rasa senang bukan mainnya pun terhenti ketika mereka membaca sebuah pengumuman yang ditulis besar-besar "Maaf, premium habis", begitu bunyi pengumuman tersebut. Mereka lemas, hatinya perih teriris.





Hal ini terjadi juga saat kompor-kompor minyak mereka diganti oleh kompor-kompor pemerintah yang menggunakan gas. Awalnya mereka bahagia, namun akhirnya tragis. Minyak tak ada, gas pun tak ada, yang ada cuma kompor-kompor pemerintah yang tidak berguna lagi. Mereka mencari, mengantre, berdesak-desakan, terinjak-injak, demi sebuah tabung mungil hijau teman dari kompor-kompor pemerintah.



Kenapa ini? Apakah bahan-bahan gas dan minyak telah habis di muka bumi ini? Padahal tukang minyak negara berkata pada media kalau tidak terjadi kelangkaan gas dan minyak. Andai benar tidak terjadi kelangkaan, lalu kemana gas dan minyak itu? Masa di korupsi lagi? Apakah uang rakyat belum cukup memenuhi kantong-kantong kerakusan mereka? Atau mungkin penyaluran yang tersendat? Kenapa? Apakah gas dan minyak itu terlalu jauh? Pusing...



Ehm, bapak-bapak dan ibu-ibu yang duduk di kursi pemerintahan, please... jangan buat rakyat sengsara lagi. Jangan hanya makan gaji buta. Sekali-kali tidak apalah mengeluarkan kebijakan yang ekstrem asal bisa mengatasi masalah ini. Kalau tukang minyak negara memang tidak mampu, apa salahnya kita mengimprot (import deuh...) dari tukang minyak negara lain. Biar tahu rasa tuh si tukang minyak negaranya. Jangan mentang-mentang satu-satunya tukang minyak di negara ini mereka dengan seenaknya memainkan strategi bisnis yang membuat rakyat kelabakan. Please Pak Pres! Pak Wak Pres! Help us! Because we were help you to get your .... (jabatan bahasa inggrisnya apa ya???). Thanks if you read this post. :)



0 komentar:

  © getz by Ourblogtemplates.com 2008

kembali ke ATAS